Aku Sudah Rindu!


Setidaknya kita masih menginjak satu bumi. 
Masih berada pada pulau yang sama.
Waktu yang sama.

***

Bulan akan berotasi dan berevolusi, begitu pula hidup. Ada kalanya senang, maupun sedih. Di atas, maupun di bawah. Jauh, maupun dekat.

Bulan masih sama, sayang. Di manapun aku, kamu, kita berada, bulan tetap ada satu yang kita lihat. Kita bisa kok memandang dalam waktu yang bersamaan. Kamu rindu? Pandang saja, karena aku juga sedang memandang. It means I miss you too.

Agaknya kita baru saja salah tempat. Kita menatap ke depan, dan hanya ada langit yang hampir mengelam. Aku bilang, "Tidak ada bintang, ya?" Dan kamu mengiyakan. Aku ingin melihat bulan, sejujurnya, namun tak terlihat. 

Senyummu, tawamu, matamu, bahumu. Semua tak nampak lagi, saat kau melaju. Hanya punggung, sebatas punggung yang mampu kulihat. Berharap berbalik, namun sudah tak tergapai. 

Sempat aku menahanmu, menggenggam tanganmu erat. Namun, rasanya secepat mungkin melepasnya, menyuruhmu cepat pergi akan lebih baik, agar kaucepat kembali. Kapan aku bisa melihatmu lagi? Besok? Tak mungkin. Bulan depan? Tak tentu. Empat puluh lima hari lagi? I wish it will be our special day. 

Aku berangan cepat, apa yang akan terjadi pada hari-hariku setelah malam ini berlalu? Akankah indah? Akankah sepi? Senyummu semangatku..

Jangan menangis. Jangan menangis. Jangan menangis. Kamu bilang aku berkaca-kaca. Masih bisa kutahan, kok, masih.

***

Aku ingin melihatmu di antara kerumunan orang,
Aku ingin kamu ada di sana,
Aku ingin melihat bulan bersamamu,
saat kita bertemu.


***

Aku sudah rindu. 
Aku sudah rindu!!

Post a Comment

0 Comments