***
Perahu itu berlayar perlahan-lahan menuju pelabuhanku. Tak bisakah kulihat? Nahkoda masih saja sesekali, kemudian seringkali menoleh ke laut, berharap pelabuhannya terdahulu masih nampak, bahkan mendekat. Namun, aku masih saja berharap perahu itu mendekat, berlabuh.
Kini, saat perahu itu telah berlabuh, aku tak mampu menyediakan layar indah, maupun awak yang banyak, yang diinginkan sang nahkoda.
Untuk membiarkan perahu itu kembali berlabuh, aku tak sanggup. Meski dermaga lain yang lebih lengkap siap menjadi tempat berlabuh. Akankah sang nahkoda berpindah haluan? Ataukah menetap di pelabuhan ini?
0 Comments