Image from TimHill |
Sementara aku melihat pemandangan laut yang biru, di dek, mereka mengajakku masuk. Untuk menikmati sajian-sajian di dalam. Aneh, lezat, namun kumenolak. Aku masih memilih untuk tinggal di luar. Sesekali melihat beberapa perahu lain yang lalu lalang di laut lepas. Aku masih bergeming, kini seraya berpikir.
Aku bercerita padamu, bila aku masuk ke dalam perahu, aku akan diajak pergi berlaut jauh dan singgah di pelabuhan-pelabuhan dan suatu tempat indah yang tak semua awak bisa nikmati. Tapi aku menolak.
Kamu bertanya, apa aku menyesal?
Kita pernah sama-sama menolak kesempatan. Kau berani mengambil keputusan besar yang sudah pasti akan mengubah jalan hidupmu. Jalan yang tadinya mudah, kamu buat lebih susah, karena bertahan untuk mengejar impian. Kau yakin, dan akhirnya mampu.
Aku ingin sepertimu, yakin dan mantap akan keputusanku. Meski agak berat dan tak tahu jalan seperti apa yang aku tempuh nantinya, ada kamu yang siap mendukungku.
Aku tak menyesal..
Aku bercerita padamu, bila aku masuk ke dalam perahu, aku akan diajak pergi berlaut jauh dan singgah di pelabuhan-pelabuhan dan suatu tempat indah yang tak semua awak bisa nikmati. Tapi aku menolak.
Kamu bertanya, apa aku menyesal?
Kita pernah sama-sama menolak kesempatan. Kau berani mengambil keputusan besar yang sudah pasti akan mengubah jalan hidupmu. Jalan yang tadinya mudah, kamu buat lebih susah, karena bertahan untuk mengejar impian. Kau yakin, dan akhirnya mampu.
Aku ingin sepertimu, yakin dan mantap akan keputusanku. Meski agak berat dan tak tahu jalan seperti apa yang aku tempuh nantinya, ada kamu yang siap mendukungku.
Aku tak menyesal..
0 Comments