Kau, Bintang



Cinta, memang tak dapat ditebak kedatangan dan kepergiannya. Aku pun tak pernah menyangka bila rasa itu memilihmu, menghampirimu, menjemputmu. Tak tahu sejak kapan waktu mulai mengantarku untuk selalu merindukan pesona senyummu dan membayangkan sosokmu. Dalam lelap pun wangimu tetap semerbak mengharumkan mimpi-mimpiku. Bintang, begitu ku menyebutmu.Ah, tak ingin aku terlampau jauh membumbungkan khayal untuk berada di sisimu. Terlalu mustahil! Biarlah aku memendam sedalam mungkin perasaan ini. Memandangmu dari jauh saja dan melihat senyummu, rasa senang akan segera menyelimutiku, tak hanya sejenak. Tak hanya untuk sekejap.Tidak! Tentu saja hari itu akan segera menjadi salah satu hari terindahku, karena aku berhasil menangkap kegembiraanmu, melalui senyum dan tentu saja pancaran sinar matamu. Apa aku berlebihan? Setiap insan yang telah terjebak dalam pusaran cinta akan merasakan hal serupa, bukan? Jadi jangan sekalipun menganggapku begitu!

Oke, revenons a nous moutons.
Oh, kurasa semakin lama semakin berkembang. Namun kutetap bertahan pada pendirianku, bahwa anugrah Tuhan ini akan kupenjarakan dalam hatiku sendiri. Biarlah aku menjadi Pemuja Rahasia-mu saja. Mungkin kau takkan pernah tahu betapa mudahnya kau tuk dikagumi, begitu kata Sheila on Seven. :)

Post a Comment

0 Comments