Selamat Datang, September!

Dee. Pagi yang indah dan dingin ini mendadak menjadi hangat. Kami meluncur menuju bandara dalam perasaan yang bahagia, bahagia melepasnya untuk mengukir kata "pengabdian" dalam lembaran hari-harinya 365 hari ke depan.

Image from tsg1

Dee. Mungkin aku bodoh (?) karena tak semua yang telah kurencanakan matang-matang untuk kukatakan padanya ternyata tak dapat keluar dari bibir. Semuanya tentang doa. Tentang semua "semoga" yang telah kurangkai untuknya. Tentang semua pesan yang telah kupersiapkan namun tak kunjung terucap. Tak apalah, kurasa, yang penting hati ini selalu mengirim doa untuknya. (Mungkin) Ia juga tahu bila doa yang tersembunyi ini selalu ada untuknya.

Pagi itu, di sebelah rumah makan padang, entah apa namanya, aku mengantarkannya. Aku hanya bisa menebar senyum selebar yang aku bisa agar ia dapat meninggalkan tanah Jawa ini, setidaknya dengan hati yang lega dan senyum yang (semoga saja) akan terbawa pula ke sana. :)

Dee. Ia sempat bercerita kepadaku tentang ayahnya yang tak betah menunggu. (Mungkin) Ia teringat , kemudian sedih, melihat beberapa rekan seperjuangannya diantar oleh sanak keluarga mereka. Aku memang bukan siapa-siapa, namun setidaknya bisa menemaninya hingga saat ia masuk ke dalam. Meskipun mereka tak hadir di sana saat itu, aku yakin, bukan mungkin-mungkin lagi, mereka pasti selalu mengingatmu, mengantarkanmu dengan doa-doa mereka, Sayang.

Dee. Pantaskah aku berpesan? Aku hanya berharap (BERDOA) segala yang terbaik untuknya. Semoga dia selalu mendapat tuntunan dari Allah dalam menjalani hari-harinya. Dengan ilmu yang ia miliki, semoga kelak bermanfaat bagi bangsa, negara, keluarga, masyarakat di sana, dan tentunya dirinya sendiri. Semoga akan selalu ada payung untuk berteduh. Tongkat penuntun kala ia jatuh. Semoga limpahan kesehatan, kesabaran, kelapangdadan, kekuatan selalu tercurah untuk dia. Semoga Allah selalu menjaga dia untuk tetap selalu taat kepada-Nya.

Dee. Aku ingin menjadi orang yang jauh lebih baik dari satu September ini. Aku ingin September yang ceria ini berlanjut hingga selamanya. Aku ingin menjadi orang, yang ketika ia temui nanti, membuatnya tak ingin berada "jauh-jauh" lagi dariku dengan apa yang telah aku lakukan sampai saatnya nanti, apa yang telah kudapat, apa yang telah kucapai.

Dee. Sekian dulu cerita pagi ini. Ijinkan aku bercerita lagi padamu, tentang pagi, siang, sore, dan malam yang akan datang.

Hei,tadi aku foto sama dia! =)


 Pasted from my own Deeary

Post a Comment

0 Comments