Selasa siang, 7 Juli 2020, pihak rumah sakit memberitahukan bahwa aku harus melakukan pemeriksaan laboratorium dan foto toraks hari itu karena sudah tiga hari sebelum tindakan. Akhirnya, kami kembali ke rumah sakit pukul 16.00.
Image from Michael_Kretzschmar |
Kami melakukan proses awal seperti biasa dan mendaftar untuk pemeriksaan laboratorium dan foto toraks. Di laboratorium (lantai satu), dokter mengambil sampel darah untuk pemeriksaan hematologi, hemostasis, kimia klinik, dan hepatitis. Hasilnya dapat diambil satu jam kemudian.
Setelah pengambilan sampel darah, aku ke bagian radiologi untuk melakukan foto toraks. Di sana, aku diminta untuk ganti baju berwarna hijau khas rumah sakit (hanya atasan). But make sure, buat perempuan, bra dan baju berkancing depan harus dilepas. Proses juga cepat, namun hasil toraks tidak diberikan langsung, karena oleh bagian radiologi langsung disampaikan ke bagian anestesi. Pasien nantinya hanya mendapat hasil cetak kertas bukan foto. Dalam kasus ini, aku hanya diberikan hasil cetak karena hasil toraks bagus, jadi tidak disertai foto.
Nah, setelah satu jam menunggu hasil lab, petugas memberiku hasilnya dan langsung diminta ke IGD untuk pembacaan hasil lab. Namun, kata petugas lab, untuk rapid test dilakukan setelah pembacaan hasil dengan dokter IGD, bila hasil bagus, tidak perlu rapid test. Kami langsung menuju IGD dan oleh dokter dijelaskan karena hasilnya baik tidak rapid pun tidak apa-apa. Namun, dokter akan berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter Devi dan dokter anestesi. Kami diminta untuk menunggu kabar selanjutnya. Bila tetap harus melakukan rapid test, pihak rumah sakit akan menghubungi.
Alhamdulillah lega, karena prosesnya lancar dan tinggal sedikit lagi.
Dua hari kemudian, ...
Kamis pagi, 9 Juli 2020, aku kembali dihubungi oleh pihak rumah sakit bahwa hari ini aku harus melakukan rapid test. Alhamdulillah, meski harus bolak-balik rumah sakit, aku nggak merasa capek karena rumahku sangat dekat, yah, lima menit sudah sampai. Haha.
Pukul 14.00 aku tiba, melakukan pendaftaran dan langsung bisa rapid test. Ohya, dari awal, dokter gigi dan perawat mengatakan bahwa untuk rapid test aku harus bersiap-siap mengeluarkan budget tersendiri karena biasanya tidak ditanggung BPJS. Namun saat pihak rumah sakit menghubungi pagi tadi, aku menanyakan biaya rapid test, dan beliau menjawab bahwa terkait tindakan yang akan aku ambil, tes ini termasuk yang dijamin oleh BPJS. Alhamdulillah lagi.
Namun, saat di pendaftaran, aku sarankan kembali untuk bertanya ya, apakah rapid test-nya mandiri atau dijamin oleh BPJS. Petugas bilang kalau rapid test itu mandiri kecuali untuk tindakan tertentu. Akhirnya oleh beliau dikonfirmasikan dahulu dan... memang untuk case-ku ini dijamin BPJS. Kalau yang lain, entah.. :D
Setelah itu, aku ke bagian laboratorium lagi dan hasil akan keluar sekitar 45 menit. Aku dan suami mengambil hasil tes sudah lumayan sore, karena kami tidak menunggui di rumah sakit. Setelah hasil diberikan, kami ke IGD untuk konsultasi dengan dokter di sana dan dibuatkan surat keterangan bahwa hasil rapid test non-reaktif. Alhamdulillah... Selanjutnya, aku ke pendaftaran lagi dan diberitahu bahwa Hari-H tindakan, Jumat, 10 Juli 2020, aku harus melakukan pendaftaran rawat inap pukul 07.00.
Ada hal lucu yang terjadi pada hari Jumat itu, dan akan aku ceritakan pada unggahan selanjutnya.
Tautan:
Tautan lain:
Sakit Gigi Bag. 1
Sakit Gigi Bag. 2
Sakit Gigi Bag. 3
Sakit Gigi Bag. 4
Sakit Gigi Bag. 5
Sakit Gigi Bag. 7
Kesan-kesan RS
0 Comments